Rabu yang cerah, indah dan gerahhh. Buat ngademin badan dan pikirin yang lagi gerah, saya jadi ingin cerita. Dah ah pembukanya, lanjuuut ke cerita.
Alhamdulillah operasi anak saya selesai, dan saya bertekad akan terus berusaha sampai anak saya sembuh, terbayang terus di mata ketika sehabis operasi dengan muka yang masi bengkak anak saya bilang, "mama, adek mau tangan adek sembuh", saya katakan " iya nak, kita usaha sama sama, mama sama adek kita satu tim ya, kita berjuang sampai tangan adek sembuh". Waktu itu dia anggukkan kepalanya. Anak saya, anak yang berani dan sabar, dan setiap hari saya minta pada Allah agar anak anak diberikan selalu kesehatan dan keselamatan.
Setelah operasi pemasangan kwire untuk penyambungan tulang yang patah, kami rawat inap selama 3 hari dirumah sakit, hari pertama setelah operasi muka anak saya masih bengkak, alhamdulillah dia tidak rewel, hari ke 2 dia sudah minta turun dari tempat tidur dan kita turunkan dengan infuse masih terpasang, hari ke 3 setelah selang infuse dicabut dianya langsung lari lari di rumah sakit, hhhh... benar benar buat saya gegana.
Tangannya masih terpasang gips yang bisa dilepas. Jadi kalau gipsnya dilepas baru tu kawat kwire terlihat. Dan sesaat sebelum pulang kerumah dokter ganti perban, ketika itu dokter bilang " liat aja dek! Gapapa kok", anakku dengan pdnya lihat tangannya, daannnn langsung terdengar jeritan "mamaaaaa....." nangis la anakku sayang, ternyata dia ngeri liat kawat nancep ditangannya. Terus terang saya juga ngak berani lihat, tapi terlihat juga,
tampilannya seperti tangan boneka yang ditusuk kawat, dibagian luka warnanya biru kehitam hitaman. Kami harus datang kontrol seminggu kemudian. Di minggu ke 3 kontrol dokter melepas gipsnya dan hanya ditutup perban, dan pada bagian yang terpasang kawat kwire mulai bengkak dan semakin bengkak pada saat menjelang pencabutan, tibalah waktunya ke rumah sakit lagi untuk mencabut kawat kwire dari tangannya.
Pagi hari jum'at saya mulai siap siap, menurut dokter bisa si langsung pulang, tapi saya ngak pd, kata dokter lebih bagus kalau rawat inap, jadilah kita pilih rawat inap. Jadi saya siapin baju 2 hari lah, ngungsi kerumah sakit, hati saya sudah galau terus diminggu ke 4 ini. Sore stelah suami pulang kerja saya berangkat ke rumah sakit.
Pencabutan kawat akan dilakukan sabtu pagi jam 10.00, tepat jam 10.00 baru anak saya dibawa ke ruangan operasi, saya sebenarnya udah mau mewek, tapi harus pura pura berani biar si adek juga berani dan alhamdulillah memang ada hasilnya, perawat berhasil bawa adek ke ruang operasi dengan senyum di wajah dan sambil bilang "dadah mama...". Anakku senyum, tapi aku nangis.
Tidak lama pencabutan kawat kwire ini, 10 menit kemudian saya dipanggil masuk ke ruang operasi dan dokter ajarin saya cara menteraphy gerak sendinya. 30 menit didalam ruang operasi anak saya sudah dikeluarkan ke ruang pemulihan, tapi anak saya ketiduran dan baru bangun 2 jam kemudian.
Alhamdulillah, bersyukur sama Allah proses ini sudah dilewatkan dengan baik. Sampai dikamar rawat anak saya udah bisa beraktifitas biasa, dan saya harus segera melatih gerak sendinya.
Begitulah, lain kali saya akan cerita proses fisioteraphy.
wassalam